Penulis: Jihan Zein Azizah
Keputrian Istanbul mengadakan webinar yang bertepatan pada tgl 07 Juni 2020, dengan tema “Be A Super Woman (personal branding muslimah; Cerdas, Bakti, Berdaya, Bahagia), Peran perempuan sebagai anak, istri dan ibu”. yang akan diisi oleh Nabila Hayatina. Beliau adalah istri sekaligus seorang ibu dari satu anak, hafidzah dan pernah mendapatkan beasiswa ytb pada tahun 2013 di Universitas Marmara dengan fakultas Islamic Theology serta berbagai kepernahan dalam kepengurusan PPI Istanbul maupun PPI Turki. Acara ini dimulai pada pukul 13.30 TRT, dan diselenggarakan melalui aplikasi zoom.
Setelah moderator membuka acara dan mengenalkan latar belakang pemateri. acara pun dimulai. Beliau menjelaskan “How to be a wonderful muslimah”.
Muslimah secara bahasa diambil dari kata islam kemudian kita yang menganutnya disebut muslim. Seorang muslim itu berarti yang terselamatkan. Karena arti dari islam itu sendiri adalah selamat, maka orang yang menganut dan sebagai pelaku itu sendiri diharapkan menjadi orang terselamatkan dari marabahaya dan segala kesulitan yang dihadapi.
Peran muslimah dalam Al-Qur’an dibagi menjadi tiga, yang pertama muslimah sebagai hamba, yang kedua sebagai manusia, dan yang ketiga sebagai seorang musafir.
1. Muslimah sebagai hamba, sesuai dengan ayat Al-Qur’an pada surat (adz-Dzariyat : 56) dengan arti “Tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-KU”
2. Muslimah sebagai manusia yaitu sebagai seorang anak, istri, ibu, anggota keluarga, dan sebagai makhluk. Sebagai anak yaitu memperlakukan orangtua dengan baik, berbuat baik dan hormat kepada orang tua, tidak bersikap membangkang dll.
Sebagai istri yaitu taat dan patuh kepada suami selama dalam ketaatan kepada Allah, memahami suami, menghargainya, membantunya dll.
Sebagai ibu yaitu memenuhi hak anak dan kewajibannya, mengupayakan metode terbaik dalam mendidik anak, meyakini anak adalah amanah Allah yang harus dipikul secara bertanggung jawab dll.
Sebagai anggota keluarga yaitu memegang silaturahim, dan memelihara silaturahim dengan siapapun.
Serta sebagai makhluk yaitu memenuhi hak dan kewajiban sesama manusia maupun makhluk lainnya, dan meningkatkan kepedulian.
3. Muslimah sebagai musafir sesuai dengan hadist “jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau penyeberang jalan” (HR. Bukhari) yaitu diibaratkan sebagai orang asing karena kita hanya sebentar dan tidak mau meninggalkan hal-hal buruk, karena semua akan diingat entah kebaikan atau keburukannya. Dan mengapa diibaratkan sebagai penyeberang jalan karena kita hanya hidup sebentar.. Sedangkan seorang musafir selalu mempersiapkan perbekalan yang banyak dan mempunyai tujuan. Maka jadilah seorang musafir yang harus menajamkan tujuan dan mempersiapkan segala hal.
Muslimah dan Al-Qur’an disebutkan dalam ayat yang berbunyi “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu, disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui maha mengenal.” (Al-Hujurat :13) dimana tidak pernah disebutkan antara laki-laki atau perempuan yang lebih mulia disisi Allah, melainkan yang lebih bertakwa. Dan kita bisa meneladani tokoh-tokoh bagaimana mereka selalu meningkatkan diri untuk menjadi wanita muslimah. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, dan terdapat 3 orang yang mengajukan pertanyannya.